Penafsiran Kaum Sufi yang Tidak Berdasar
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
Penafsiran Kaum Sufi yang Tidak Berdasar ini adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Talbis Iblis. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary pada Senin, 25 Rajab 1445 H / 5 Februari 2024 M.
Kajian tentang Penafsiran Kaum Sufi yang Tidak Berdasar
Sebagian tokoh-tokoh sufi menafsirkan ayat-ayat yang menyuruh kita menuntut ilmu kepada makna beramal. Ibnul Jauzi mengatakan bahwa setelah kaum sufi meninggalkan ilmu dan hanya melakukan mengolah jiwa yang tidak sesuai dengan tuntunan sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, tapi menurut asumsi pribadi mereka masing-masing. Mereka tidak tahan dari membicarakan tentang berbagai disiplin ilmu. Karena ilmu perlu kesabaran dan ketabahan dalam mengikuti setiap disiplin-disiplin ilmu. Tapi disebabkan mereka berbicara berdasarkan pengalaman yang mereka alami, maka terjadilah berbagai kekeliruan yang datang dari pendapat hasil pemahaman mereka sendiri. Kadang-kadang kaum sufi ini membicarakan mengenai tafsir Al-Qur’an, hadits, fikih, dan berbagai disiplin ilmu lainnya dengan penafsiran-penafsiran yang tidak berdasar, atau mereka cocokkan dengan kondisi mereka. Mereka menyampaikan berbagai disiplin ilmu syar’i tadi sesuai dengan konsekuensi keilmuan mereka yang tentunya sangat dangkal. Karena mereka tidak menuntut ilmu.
Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak pernah mengosongkan suatu masa dari orang-orang yang meluruskan syariatNya untuk membantah orang-orang yang melakukan penafsiran-penafsiran yang keliru dan menyimpang dari ajaran para Nabi dan Rasul. Merekalah para ulama-ulama sunnah yang membantah kekeliruan pemahaman-pemahaman manusia di dalam memahami Al-Qur’an dan sunnah. Terkhusus di sini berkaitan dengan perintah menuntut ilmu yang mereka takwil kepada makna keutamaan beramal untuk menghindari belajar.
Ja’far bin Muhammad Al-Khuldi berkata: “Aku hadir saat guru kami Al-Junaid ditanya oleh Kaisan tentang firman Subhanahu wa Ta’ala, ‘Kami akan bacakan Al-Qur’an kepadamu wahai Muhammad sehingga engkau tidak akan lupa.’ Al-Junaid mengatakan bahwa makna ‘jangan lupa’ yaitu jangan lupa mengamalkannya.”
Ini tafsir yang tidak sejalan dengan konteks ayat tersebut. Konteks ayat tersebut adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala menyuruh para malaikat untuk membacakan Al-Qur’an kepada Nabi hingga Nabi tidak lupa apa yang dibaca. Maknanya yaitu menghafal ilmu. Tapi itu dibawakan kepada makna jangan lupa mengamalkannya. Tentu ini jauh sekali dari apa yang dimaksud di dalam ayat ini.
Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.
Download MP3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53895-penafsiran-kaum-sufi-yang-tidak-berdasar/